Selasa, 17 Mei 2011

bakso warna-warni






anda suka makan bakso?
bosan dengan bakso biasa-biasa saja...
kini hadir..
bakso warna-warni
MERAH, KUNING DAN HIJAU
Rp. 6000/porsi
TANPA PENGAWET DAN PEWARNA BUATAN
hasil karya anak negeri

Tulislah..... (part 1)

Kemampuan menulis memang hal yang semestinya ada pada setiap orang, khususnya mahasiswa. Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir semua kegiatan di kampus memerlukan kemampuan menulis. Tulisan mampu menggambarkan pola pikir seseorang. Dalam realita sehari-hari sering ditemui tulisan yang luar biasa meski pada kenyataannya mereka pendiam. Orang yang tulisannya menggugah dan menyemangati, biasanya orang tersebut memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Orang yang tulisannya mampu menyentuh perasaan, biasanya orang tersebut berkarakter melankolis.
Menulis merupakan perpaduan antara pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berpikir analisis. Tidak semua orang mampu menuliskan apa yang ada di pikirannya. Oleh karena itu dibutuhkan latihan dan juga kekonsistenan. Sehingga lama kelamaan otak dan pikiran kita menjadi terbiasa berpikir kronologis dan dengan mudahnya menuangkan apa yang ada di pikiran kita.    

Senin, 16 Mei 2011

Etos Tak Sebatas Beasiswa




“Barakallah”, sebuah awalan sms yang belum bisa kulupakan hingga saat ini. Isi sebuah sms yang menjadi puncak perjuangan menuju gerbang universitas. Ini adalah pesan singkat yang kuterima dalam sebuah bus renungan Bogor-Jakarta di atas Terminal Kenangan, Baranang Siang.
Hari itu menjadi sangat bermakna-Minggu 2 Agustus 2010. Aku dinyatakan lolos seleksi tes tulis dan wawancara yang kuikuti pada 10 Mei. Hampir saja aku mengakhiri langkah perjuangan itu. Langkah yang telah kumulai sejak Desember 2008. Langkah mencari rezeki Allah dalam 9 lorong kesempatan, untuk bisa berkuliah seperti yang lain. Saat delapan lorong lain telah menampakkan kebuntuannya, “Allahuakbar!!”, ternyata lorong ke-9 itu-SNMPTN- membawaku pada 16 mutiara yang berharga.
Waktu memang berjalan begitu cepat. Sampai-sampai aku tak menyadari, lebih dari satu tahun kami bersama. Kebersamaan dalam sebuah sistem pembentukan karakter yang menjadi alasan kami berada di sini. Kebersamaan dalam pembinaan harian, gathering sabtu sore, riyadhoh di minggu pagi, juga pembinaan mingguan. Lebih dari itu, kebersamaan dalam merekayasa dan merajut impian.
Kalau mendengar pengalaman pendahulu, mulai dari Generasi Inspirasi “Angk. 43”, Generasi Biru “Angk. 44”, hingga generasi yang masih mencari jati diri “Angk. 45”.  Temu Etos Nasional merupakan puncak manifestasi kebersamaan sebuah generasi penerima beastudi etos.Hari-hari yang insyaallah akan selalu kita rindukan.
Temnas saat ini begitu berbeda. Desa Galuga menjadi saksi perbedaan Generasi Mutiara dengan generasi yang lain. Lebih dari sepuluh hari kita bermalam di sana untuk melayani dan menggerakkan masyarakat ke arah yang lebih baik. Masa-masa itu menjadi sangat bermakna. Investasi besar menurutku. Karena Allah memberikan hadiah besar ketika TENS itu terjadi.
Hari-hari itu telah kita lalui. Yang ada saat ini, sistem pembinaan yang semakin ke arah kesempurnaan, Generasi biru yang telah diwisuda, dan angkatan 47 yang mulai menampakkan kreatifitasnya. Oiya, ada yang lupa kusebutkan. Status TPB yang telah hilang dan digantikan dengan status mahasiswa aktif di tujuh fakultas yang berbeda. Hal itu berimplikasi pada beragamnya aktivitas kampus  yang mungkin mulai meregangkan komunikasi kita. Masa perkenalan departemen yang masih berlanjut, praktikum sepanjang hari atau praktikum di Sabtu dan Minggu, laporan yang menumpuk setiap minggunya, juga amanah-amanah baru fakultas yang cukup membuat kita ingin meluruskan kaki.
Ada baiknya kita merenungi ucapan para wisudawan ketika mereka memberikan testimoninya. Benarkah komitmen kepada etos akan meluntur seiring bertambahnya usia kita di kampus? Akankah kita benar-benar merindukan suasana asrama setelah kita 3 tahun ditempa?
Saudaraku, mutiara ilmu yang berjuang dalam jerat kehidupan. Ingatkah engkau dengan materi ukhuwah yang pernah kita dapatkan? Tingkatan tertinggi dalam sebuah ukhuwah adalah mendahulukan saudaranya dalam hal keduniaan. Namun ukhuwah itu seperti tangga, yang hanya dapat dicapai ujungnya ketika kita menaikinya dari bawah. Ingat, ada tahap saling mengenal, memahami, menolong, dan bersedia memikul beban saudaranya.
Hanya kita lah yang dapat menjawab, telah sampai pada tingkatan apa kita semua. Semoga tingkat atas lah yang selalu menjadi dambaan yang senantiasa kita kejar. Aku bahagia, ketika banyak orang yang memikirkan SPP nya sendiri, kita tak melakukannya. Aku bahagia, ketika kelemahan itu menjadi satu hal yang penuh dengan toleransi. Aku bahagia, ketika kekuatan dan semangat terus terbakar, karena banyak saudara yang mengingatkanku. Saudara yang Allah berikan untuk saling menguatkan.
Keep Hamasah Saudaraku!!

Sebuah PR: Manajemen Diri
Mungkin kita telah lama mngenal bahwa aktivitas diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingannya.


Urgent
Not Urgent
Important
Kw. 1
Kw. 2
Not Important
Kw. 3
Kw. 4

Orang-orang efektif memfokuskan aktivitasnya pada kuadran II, sedangkan orang-orang yang biasa-biasa saja asyik bertahan pada kuadran I.